Selasa, 31 Januari 2012

Gowes Spektakuler Kaltim Post



Setelah sekian lama tidak mengikuti ajang gowes baik di internal Bontang maupun di Samarinda/Balikpapan akhirnya ada juga event Gowes Speaktakuler yg di selenggarakan di Samarinda. Kebetulan lagi ada acara rekreasi kantor di samarinda akhirnya bawa sepeda lipat untuk ikut even ini. Dikuti sekitar 4000 pesepeda dari berbagai kota di Kaltim, start di mulai jam 06.00, tapi saya nggak ikutkan start langsung nyambung di dekat masjid Raya Samarinda dekat Citra Niaga.


Fun bike ini diikuti berbagai jenis sepeda mulai dari sepeda
mini/bmx, onthel, jengki, city bike sampai sepeda gunung dengan kostum siap tempur plus Hidropacknya. Tujuan pertama adalah perumahan Alaya sebuah komplek perumahan yg berada di sebelah utara samarinda yg di tempuh kurang lebih 20 menitan, kelihatannya perumahan elite terlihat dari jalan2nya yg super leb
ar dan rumahnya besar. Di perumahan Alaya doorprise
dikumpulkan dan di sediakan makanan rebus2an dan buah2an plus iringan organ tunggal tentunya. Dilakukan penanaman pohon oleh para pejabat Kaltim seperti Pak Awang, Pak Farid, Pak Nursyiwan menandai semangat go green di kota Samarinda. Pak Gub juga sempat sumbang lagu irama latin yang cukup fasih menyanyikannya. Selesai acara penanaman pohon para pesepeda sudah nggak sabar ingin kembali lagi ke halaman kantor Gubernur di Tepian Mahakam.
Route kembali ke kantor Gubernur semaunya sendiri terserah yang penting sampai di finish.


Ternyata peserta funbike sudah banyak yg berada di sana, saya ambil posisi yg teduh dekat tepian sambil baca koran Kaltim Post yg dibagikan gratis. Tak disangka saya dapat doorprise sebuah sepeda wim cycle bmx kecil ukuran 20" cocok bagi anak saya, begitu dapat langsung ngacir pulang soalnya sdh nggak ada harapan lagi dapat hadiah motor/mobil Xenia beli kuponnya cuma satu doang.

Minggu, 27 Maret 2011

Jambore Sepeda Nasinal 2011 Le Grandeur Balikpapan

TAKLUKKAN MEDAN BERAT: Ribuan peserta Le Grandeur Jambore Sepeda Nusantara 2011 menelusuri rute yang telah ditentukan.(gusti ambri/kp) Dikutip dari Kaltim Post

BALIKPAPAN – Sekitar seribu penggemar sepeda gunung meramaikan “Le Grandeur Jambore

Sepeda Nusantara 2011”, Minggu (27/3) kemarin. Kegiatan ini bagian dari perayaan HUT ke 114 Kota Balikpapan. Acara yang dihelat kedua kali ini lebih meriah dari tahun sebelumnya.

Selain rute yang ditempuh lebih ekstrem, antusias peserta dari luar

kota dan kabupaten di Kaltim pun terbilang lebih banyak. Bahkan bikers dari Jakarta, Semarang, Surabaya, Manado, Makassar, dan Palu, ikut bergabung.

Tercatat, sekitar 700 peserta dari luar daerah dan 300 peserta lokal memenuhi garis start di depan Hotel Le Grandeur, Jl Jend Sudirman, Markoni. Bendera start diangkat oleh Pangdam VI/Mulawarman Tan Aspan, bersama Kapolda Kaltim Bambang

Widaryatmo, dan Wakil Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi pada pukul 07.00.

Peserta tua muda, maupun wanita langsung menggenjot sepedanya. Bahkan, beberapa warga asing tampak di antara

peserta.

Jalur yang ditempuh sekira 30 kilometer. Terbagi empat kilometer

ekstrim dan empat kilometer jalan mulus.

Sedangkan selebihnya off-road. Rute utamanya di wilayah Sepinggan, Balikpapan Selatan.Panitia menempatkan 20 titik jaga, baik pos konsumsi dan makanan, serta dilengkapi dengan mobil pickup untuk mengangkut sepeda yang rusak, mobil ambulance lengkap dengan para medis.

Dari penilaian panitia, terpilih 10 bikers tercepat. Di antaranya, dari Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Kartanegara. Mereka menyelesaikan dalam waktu tak lebih dari dua jam. “Rutenya sungguh menantang. Semi jurang, lumpur, ada semua. Kali ini lebih baik dari sebelumnya. Semoga tahun depan diadakan kembali,” harap peserta dari Sangatta Bikers Club (SBC) Nuky.

Sementara itu, hal senada diakui bikers kota Palu Sulteng, Andi dari tim Bank Indonesia (BI) kota Palu. Menurutnya, kawasan PDAM minim petunjuk arah.“Makanya tadi teman-teman ada yang sempat tersesat. Sampai dua kilometer salah jalur, akhirnya balik lagi,” ucapnya.

Minggu, 20 Februari 2011

Bersepeda ke Candi Tegowangi Pare Kediri



Candi Tegowangi yg berjarak 8 km dari Pare Kediri terletak di desa Tegowangi Kec Plemahan Kab Kediri Jawa Timur. Menurut kitab Pararaton candi ini merupakan tempat pendharmaan Bre Matahun. Candi ini di perkirakan dibuat di masa Majapahit di tahun 1400 M, karena pendharmaan seorang raja dilakukan 12 tahun setelah raja meninggal dengan upacara srada.

Bagian kaki candi berlipit dan berhias, tiga sisi kaki candi ditemukan 3
buah panil tegak yang dihiasi raksasa (gana) duduk jongkok kedua tangannya diangkat seperti mendukung bangunan
candi.

Di atasnya terdapat tonjolan-tonjolan berukir melingkari kaki candi, di atas tonjolan terdapat sisi genta yang berhias.

Pada bagian tubuh candi terdapat pilar polos yang
menghubungkan badan dan atas candi. Pilar-pilar tersebut tambaknya belum selesai dikerjakan. Disekeliling tubuh candi terdapat relief cerita Sudamala yang berjumlah 14 panil yaitu 3 panil sisi utara, 8 panil sisi barat dan 3 panil sisi barat, cerita ini berisi tentang pensucian Dewi Durga dalam bentuk jelek dan jahat menjadi Dewi
Uma yang dilakukan oleh Sadewa.

Secara umum candi ini berdenah bujursangkar menghadap ke barat dengan ukuran 11,2 x 11,2 meter tinggi 4,35 m.
Di halaman candi terdapat beberapa arca yaitu Parwati Ardhanan, Garuda berbadan manusia dan sisa-sisa candi di sudut tenggara.
Berdasarkan arca yang ditemukan dan
adanya Yoni di bilik candi maka candi ini berlatar belakang agama Hindu

Senin, 07 Februari 2011

Menyusuri Jalur lahar gn Kelud Pare Kediri



Masih ada sisa waktu cuti tahunan, kali ini dilewatkan di Pare Kediri. nggak lupa dengan persiapan sepeda di sana, sebuah Sepeda Cupu Polygon Premier 3 hasil hunting du salah satu situs sepeda yg dijokul dgn harga cukup miring...akhirnya langsung dikirim ke Pare kediri...

Mencoba sepedaan di daerah Pare Kediri pada Minggu pagi 6 Februari 2011, berangkat dari rumah Bulu Ampal sekitar jam 06.00 sendirian aja menuju alun2, di sana banyak sepeda tapi kok nggak ada yg model MTb ya. Akhirnya cari sarapan sego tumpang dulu sama teh manis. Lalu gowes lanjut ke arah selatan, di simpang 4 Kantor polisi baru ketemu para goweser dengan peralatan tempur lengkap jersey,helm, ransel plus hidropacknya.

Akhirnya ikut gabung aja, sempat kutanya mau ke mana? Ke Satak ...ya udah ikut aja meskipun nggak tahu tempat Satak itu di mana. Pertama-tama gowes santai aja melewati simpang tiga Pasar Sapi ambil arah Puncu, jalur seakan datar tapi sedikit naik dengan kondisi jalan yang sepi. Melewati Hutan lebat yg merupakan cagar
alam cukup serem juga kalo lewat malam hari. Jalan terus menanjak dan rasa pegel sudah mulai terasa di dengkul.

Pos perhentian pertama di desa Satak di Warung Pecel plus Jenang, di sini merupakan check point para goweser sebelum melanjutkan perjalanan. Di sini sudah ada pesepeda yg udah datang duluan dengan berbagai usia. Ada lebih dari 20 sepeda sudang ngetem di sini, para pengnggangnya makan pecel. Karena aku udah makan tadi di alun2, akhirnya cuma makan jenang aja di situ. Bagi yang masih kuat dan nggak ada acara lain, gowes dilanjutkan kedaerah atas menuju kawasan hutan di area PTPN yang berupa hutan homogen vegetasi kopi, sengon. Karena penasaran ya udah aku ikut aja gowes ke atas. Pertama melewati ladang petani lombok yang sedang mulai nanam benih, naik dikit tiba di lokasi hutan kopi yang cukup luas dengan kontur jalan berbukit-bukit. Jalur tanjakan akhirnya tiba di area kebun nanas.

Tiba di jalur lahar Gn Kelud sebuah surprise bagi saya, kok bisa sampai jalur lahar ini nggak ada bayangan sepedaan di Pare bisa sampe sini. Mengingat saya bukan orang sini, orang2 di rumah pada heran kok bisa sampai di sana sama siapa? Itulah keunikan pesepeda dimana aja kapan saja, asal pake sepeda tinggal gowes langsung gabung, memang sepeda sarana paling enak untuk mencari sahabat...

Dari jalur lahar dilanjutkan terus sampai tempat tertinggi di kawasan tsb yg menurut teman biker d sana kalo nggak salah sudah dekat dengan puncak gunung Kelud.
Terima kasih banyak buat teman2 pesepeda MTB di Pare yg telah memberikan pengalaman gowes bareng...ternyata jalur di Puncu nggak kalah dahsyat dengan jalur MTB di Kaltim
.

Selasa, 16 Maret 2010

La Grandeur Jambore MTB 2010


Di kutip dari "Tribun Kaltim" Lebih dari 500 orang mengikuti Le Grandeur Cup Jambore Sepeda 2010 selama dua hari, tanggal 23-24 Januari. Even nasional yang baru pertama digelar Hotel Le Grandeur ini diikuti oleh peserta dari Palu, Makassar, Surabaya dan daerah lain di Kaltim seperti Balikpapan , Samarinda, Bontang, Sangatta, serta Nunukan.

Kegiatan ini salah satunya bertujuan ikut memeriahkan HUT Kota Balikpapan ke-113. "Jambore sepeda juga merupakan bagian dari agenda olahraga tahunan di Hotel Le Grandeur. Even ini bertujuan untuk menumbuhkan minat masyarakat Balikpapan untuk bersepeda dan mewujudkan program bike to work dan juga untuk menjalin silahturahmi dan komunikasi antarpenggemar sepeda di Kaltim, khususnya di Balikpapan ," kata Adi Wahyu, Ketua Panitia Jambore Sepeda 2010.

Rute yang ditempuh mulai dari Le Grandeur-Ring Road-Sepinggan-Le Grandeur dengan jarak tempuh sepanjang 26 Km yang terdiri dari 13 Km jalan aspal dan 13 Km jalan tanah. Untuk ekamanan dan kelancaran even, telah disediakan 7 pos peristirahatan, mobil ambulan besertatim medisnya serta pengamanan yang melibatkan unsur TNI/ Polri.

"Tapi sebelumnya pada tanggal 23 Januari ini, kami juga akan mengadakan road show sepeda yang bertujuan untuk mensosialisasikan jalur khusus sepeda di Balikpapan yang telah diresmikan oleh Walikota (Imdaad Hamid) beberapa waktu lalu," tambah Adi.








Rabu, 16 Desember 2009

Angkasa MTB Adventure

RRI Samarinda menyelenggarakan Angkasa Funbike dan Adventure dalam rangka ulang tahun RRI Samarinda. Diikuti oleh sekitar 400 pesepeda baik yang ikut Fun bike maupun Adventure, fun bike diikuti berbagai jenis sepeda mulai dari sepeda onthel, sepeda tua, sepeda lipat, bmx, sepeda mini, sepeda low rider dll. Sedangkan untuk Adventure jelas diikuti oleh sepeda MTB lengkap dengan safety gear komplit.Start dimulai jam 07.15 wita di halaman kantor RRI Samarinda, didahului oleh peserta Adventure terlebih dahulu baru peserta Funbike, karena diperkirakan kedua jenis event lomba ini akan finish secara bersamaan.

Cuaca pagi itu cukup mendukung tidak terlampau panas, sehingga nggak terasa capek, dimulai dengan jalan onroad sekitar 7 km baru masuk jalan tanah yang berkontur becek karena sehari sebelumnya turun hujan. Mulai masuk jalur tanah peserta mulai terpisah satu sama lain sesuai kemampuan phisik masing-masing.

Tiba di etape1 atau tempat istirahat sambil menunggu peserta yang di barisan belakang, disini bertemu dengan peserta fun bike. Setelah semua masuk etape 1 dilanjutkan perjalanan menuju finish di depan halaman RRI Samarinda.
Jalur yang ditempuh merupakan jalur yang datar melintasi desa-desa di sekitar Lempake yg akhirnya tembus di perumahan Graha Sempaja menuju jalan raya melintasi Stadion Sempaja Samarinda. Sempat mau turun hujan namun tidak jadi, tiba di kantor RRI Samsrinda sudah ada peserta Fun bike dan Adventure yang sudah masuk. Disediakan nasi bungkus untuk mengembalikan power sambil menikmati hiburan organ tunggal dan pengundian doorprise.

Akhirnya tanpa diduga aku dapat
sepeda WimCycle Road Camp warna putih...wow..sempat kaget lha tanpa diduga sama sekali dapet sepeda yg merupakan hadiah ketiga.
Akhirnya perjalanan ke hotel mesra Samarinda pelan-pelan karena sambil nggandheng sepeda baru..lumayan pegel nih tangan..tapi bener walau speda hi-ten tapi lumayan buat wira-wiri ke warung tapi yg penting ...bangga bisa dapet doorprise...setelah sekian lama malang melintang main sepeda
baru kali ini dapat sepeda.

Sampe hotel langsung loading sepeda ke mobil, beruntung aku bawa kunci pas 15 jadi walau belum quick release sepeda hadiah bisa masuk mobil dengan mudah. Akhirnya pulang ke Bontang mobil bawa 3 sepeda.

Minggu, 13 Desember 2009

SJN-9 Hari ke-5 City Tour Makassar Gowa

Hari kelima Makassar-Gowa

Selesai acara jelajah Sepeda di Toraja malam hari langsung berangkat ke Makassar dengan menggunakan bis, tiba di kawasan benteng Somba Opu Makassar sekitar jam 04.00 wita dan tidur sebentar di kawasan rumah adat Sinjai. Kawasan benteng Somba Opu terdapat berbagai macam replika rumah adat di seluruh kabupaten di Sulsel. Benteng Somba Opu sama kedudukannya dengan benteng Makassar. Keduanya merupakan peninggalan sejarah keperkasaan kerajaan masa lalu di Sulawesi Selatan.

Di Benteng Somba Opu peserta SJN di sambut Kepala Dinas pariwisata Prop Sulsel dan dilepas untuk mengikuti city tour di Makassar dan sekitarnya. Perjalanan menuju ke Museum Bala Lompoa yang merupan bekas istana tua kerajaan Gowa masa lalu yang te;ah direstorasi pada tahun 1980 dan digunakan sebagai museum. Bangunan ini berdiri kokoh di tengah kota Sungguminasa Gowa di sebelah selatan Makassar. Dari Museum perjalanan dilanjutkan ke Pantai Losari dengan melalui jalur dalam kota Makasar yang lumayan ramai, Pantai Losari merupakan pantai di tepi barat kota Makassar tempat bagi warga kota menghabiskan waktu di sore dan malam hari dengan pemandangan matahari tenggelam yang sangat indah. Jarak yang ditempuh sekitar 40 km

dengan start dan finish di kawasan benteng Somba Opu.

Tempat terakhir dalam city tour ini adalah Benteng Rotterdam, merupakan benteng buatan Belanda utnuk mengintai musuh dari laut. Didalam benteng masih banyak terdapat bangunan tua yang masih terawat dengan baik. Di kawasan benteng ini peserta SJN beristirahat dan dilakukan upacara pelepasan peserta dan ramah tamah dengan sejumlah pejabat Dinas Pariwisata propinsi Sulawesi Selatan.

Perjalanan kembali ke kawasan Somba Opu melalui hiruk pikuk kawasan pertokoan di areal dekat pantai losari, melewati kawasan trans studio dan sekitar 1 jam kemudian baru sampai di rumah adat Sinjai di kawasan benteng Somba Opu. Sampai disana mendapat hidangan palabutung seperti bubur dengan pisang.

Setelah itu acara packing disepeda dimulai, dengan sedikit tanaga yang masih tersisa para perserta SJN sibuk melepas komponen sepeda dan dimasukkan ke tas sepeda dan langsung menuju bandara Sultan Hasanuddin untuk kembali ke tempat masing-masing.