Minggu, 20 Februari 2011

Bersepeda ke Candi Tegowangi Pare Kediri



Candi Tegowangi yg berjarak 8 km dari Pare Kediri terletak di desa Tegowangi Kec Plemahan Kab Kediri Jawa Timur. Menurut kitab Pararaton candi ini merupakan tempat pendharmaan Bre Matahun. Candi ini di perkirakan dibuat di masa Majapahit di tahun 1400 M, karena pendharmaan seorang raja dilakukan 12 tahun setelah raja meninggal dengan upacara srada.

Bagian kaki candi berlipit dan berhias, tiga sisi kaki candi ditemukan 3
buah panil tegak yang dihiasi raksasa (gana) duduk jongkok kedua tangannya diangkat seperti mendukung bangunan
candi.

Di atasnya terdapat tonjolan-tonjolan berukir melingkari kaki candi, di atas tonjolan terdapat sisi genta yang berhias.

Pada bagian tubuh candi terdapat pilar polos yang
menghubungkan badan dan atas candi. Pilar-pilar tersebut tambaknya belum selesai dikerjakan. Disekeliling tubuh candi terdapat relief cerita Sudamala yang berjumlah 14 panil yaitu 3 panil sisi utara, 8 panil sisi barat dan 3 panil sisi barat, cerita ini berisi tentang pensucian Dewi Durga dalam bentuk jelek dan jahat menjadi Dewi
Uma yang dilakukan oleh Sadewa.

Secara umum candi ini berdenah bujursangkar menghadap ke barat dengan ukuran 11,2 x 11,2 meter tinggi 4,35 m.
Di halaman candi terdapat beberapa arca yaitu Parwati Ardhanan, Garuda berbadan manusia dan sisa-sisa candi di sudut tenggara.
Berdasarkan arca yang ditemukan dan
adanya Yoni di bilik candi maka candi ini berlatar belakang agama Hindu

Senin, 07 Februari 2011

Menyusuri Jalur lahar gn Kelud Pare Kediri



Masih ada sisa waktu cuti tahunan, kali ini dilewatkan di Pare Kediri. nggak lupa dengan persiapan sepeda di sana, sebuah Sepeda Cupu Polygon Premier 3 hasil hunting du salah satu situs sepeda yg dijokul dgn harga cukup miring...akhirnya langsung dikirim ke Pare kediri...

Mencoba sepedaan di daerah Pare Kediri pada Minggu pagi 6 Februari 2011, berangkat dari rumah Bulu Ampal sekitar jam 06.00 sendirian aja menuju alun2, di sana banyak sepeda tapi kok nggak ada yg model MTb ya. Akhirnya cari sarapan sego tumpang dulu sama teh manis. Lalu gowes lanjut ke arah selatan, di simpang 4 Kantor polisi baru ketemu para goweser dengan peralatan tempur lengkap jersey,helm, ransel plus hidropacknya.

Akhirnya ikut gabung aja, sempat kutanya mau ke mana? Ke Satak ...ya udah ikut aja meskipun nggak tahu tempat Satak itu di mana. Pertama-tama gowes santai aja melewati simpang tiga Pasar Sapi ambil arah Puncu, jalur seakan datar tapi sedikit naik dengan kondisi jalan yang sepi. Melewati Hutan lebat yg merupakan cagar
alam cukup serem juga kalo lewat malam hari. Jalan terus menanjak dan rasa pegel sudah mulai terasa di dengkul.

Pos perhentian pertama di desa Satak di Warung Pecel plus Jenang, di sini merupakan check point para goweser sebelum melanjutkan perjalanan. Di sini sudah ada pesepeda yg udah datang duluan dengan berbagai usia. Ada lebih dari 20 sepeda sudang ngetem di sini, para pengnggangnya makan pecel. Karena aku udah makan tadi di alun2, akhirnya cuma makan jenang aja di situ. Bagi yang masih kuat dan nggak ada acara lain, gowes dilanjutkan kedaerah atas menuju kawasan hutan di area PTPN yang berupa hutan homogen vegetasi kopi, sengon. Karena penasaran ya udah aku ikut aja gowes ke atas. Pertama melewati ladang petani lombok yang sedang mulai nanam benih, naik dikit tiba di lokasi hutan kopi yang cukup luas dengan kontur jalan berbukit-bukit. Jalur tanjakan akhirnya tiba di area kebun nanas.

Tiba di jalur lahar Gn Kelud sebuah surprise bagi saya, kok bisa sampai jalur lahar ini nggak ada bayangan sepedaan di Pare bisa sampe sini. Mengingat saya bukan orang sini, orang2 di rumah pada heran kok bisa sampai di sana sama siapa? Itulah keunikan pesepeda dimana aja kapan saja, asal pake sepeda tinggal gowes langsung gabung, memang sepeda sarana paling enak untuk mencari sahabat...

Dari jalur lahar dilanjutkan terus sampai tempat tertinggi di kawasan tsb yg menurut teman biker d sana kalo nggak salah sudah dekat dengan puncak gunung Kelud.
Terima kasih banyak buat teman2 pesepeda MTB di Pare yg telah memberikan pengalaman gowes bareng...ternyata jalur di Puncu nggak kalah dahsyat dengan jalur MTB di Kaltim
.