Rabu, 16 Desember 2009

Angkasa MTB Adventure

RRI Samarinda menyelenggarakan Angkasa Funbike dan Adventure dalam rangka ulang tahun RRI Samarinda. Diikuti oleh sekitar 400 pesepeda baik yang ikut Fun bike maupun Adventure, fun bike diikuti berbagai jenis sepeda mulai dari sepeda onthel, sepeda tua, sepeda lipat, bmx, sepeda mini, sepeda low rider dll. Sedangkan untuk Adventure jelas diikuti oleh sepeda MTB lengkap dengan safety gear komplit.Start dimulai jam 07.15 wita di halaman kantor RRI Samarinda, didahului oleh peserta Adventure terlebih dahulu baru peserta Funbike, karena diperkirakan kedua jenis event lomba ini akan finish secara bersamaan.

Cuaca pagi itu cukup mendukung tidak terlampau panas, sehingga nggak terasa capek, dimulai dengan jalan onroad sekitar 7 km baru masuk jalan tanah yang berkontur becek karena sehari sebelumnya turun hujan. Mulai masuk jalur tanah peserta mulai terpisah satu sama lain sesuai kemampuan phisik masing-masing.

Tiba di etape1 atau tempat istirahat sambil menunggu peserta yang di barisan belakang, disini bertemu dengan peserta fun bike. Setelah semua masuk etape 1 dilanjutkan perjalanan menuju finish di depan halaman RRI Samarinda.
Jalur yang ditempuh merupakan jalur yang datar melintasi desa-desa di sekitar Lempake yg akhirnya tembus di perumahan Graha Sempaja menuju jalan raya melintasi Stadion Sempaja Samarinda. Sempat mau turun hujan namun tidak jadi, tiba di kantor RRI Samsrinda sudah ada peserta Fun bike dan Adventure yang sudah masuk. Disediakan nasi bungkus untuk mengembalikan power sambil menikmati hiburan organ tunggal dan pengundian doorprise.

Akhirnya tanpa diduga aku dapat
sepeda WimCycle Road Camp warna putih...wow..sempat kaget lha tanpa diduga sama sekali dapet sepeda yg merupakan hadiah ketiga.
Akhirnya perjalanan ke hotel mesra Samarinda pelan-pelan karena sambil nggandheng sepeda baru..lumayan pegel nih tangan..tapi bener walau speda hi-ten tapi lumayan buat wira-wiri ke warung tapi yg penting ...bangga bisa dapet doorprise...setelah sekian lama malang melintang main sepeda
baru kali ini dapat sepeda.

Sampe hotel langsung loading sepeda ke mobil, beruntung aku bawa kunci pas 15 jadi walau belum quick release sepeda hadiah bisa masuk mobil dengan mudah. Akhirnya pulang ke Bontang mobil bawa 3 sepeda.

Minggu, 13 Desember 2009

SJN-9 Hari ke-5 City Tour Makassar Gowa

Hari kelima Makassar-Gowa

Selesai acara jelajah Sepeda di Toraja malam hari langsung berangkat ke Makassar dengan menggunakan bis, tiba di kawasan benteng Somba Opu Makassar sekitar jam 04.00 wita dan tidur sebentar di kawasan rumah adat Sinjai. Kawasan benteng Somba Opu terdapat berbagai macam replika rumah adat di seluruh kabupaten di Sulsel. Benteng Somba Opu sama kedudukannya dengan benteng Makassar. Keduanya merupakan peninggalan sejarah keperkasaan kerajaan masa lalu di Sulawesi Selatan.

Di Benteng Somba Opu peserta SJN di sambut Kepala Dinas pariwisata Prop Sulsel dan dilepas untuk mengikuti city tour di Makassar dan sekitarnya. Perjalanan menuju ke Museum Bala Lompoa yang merupan bekas istana tua kerajaan Gowa masa lalu yang te;ah direstorasi pada tahun 1980 dan digunakan sebagai museum. Bangunan ini berdiri kokoh di tengah kota Sungguminasa Gowa di sebelah selatan Makassar. Dari Museum perjalanan dilanjutkan ke Pantai Losari dengan melalui jalur dalam kota Makasar yang lumayan ramai, Pantai Losari merupakan pantai di tepi barat kota Makassar tempat bagi warga kota menghabiskan waktu di sore dan malam hari dengan pemandangan matahari tenggelam yang sangat indah. Jarak yang ditempuh sekitar 40 km

dengan start dan finish di kawasan benteng Somba Opu.

Tempat terakhir dalam city tour ini adalah Benteng Rotterdam, merupakan benteng buatan Belanda utnuk mengintai musuh dari laut. Didalam benteng masih banyak terdapat bangunan tua yang masih terawat dengan baik. Di kawasan benteng ini peserta SJN beristirahat dan dilakukan upacara pelepasan peserta dan ramah tamah dengan sejumlah pejabat Dinas Pariwisata propinsi Sulawesi Selatan.

Perjalanan kembali ke kawasan Somba Opu melalui hiruk pikuk kawasan pertokoan di areal dekat pantai losari, melewati kawasan trans studio dan sekitar 1 jam kemudian baru sampai di rumah adat Sinjai di kawasan benteng Somba Opu. Sampai disana mendapat hidangan palabutung seperti bubur dengan pisang.

Setelah itu acara packing disepeda dimulai, dengan sedikit tanaga yang masih tersisa para perserta SJN sibuk melepas komponen sepeda dan dimasukkan ke tas sepeda dan langsung menuju bandara Sultan Hasanuddin untuk kembali ke tempat masing-masing.

SJN-9 Hari ke-4 Toraja


Hari keempat Toraja

Merupakan route yang sangat ditunggu-tunggu para peserta mengingat pesona dan keunikan Toraja

terkenal sampai ke mancanegara. Tana Toraja merupakan obyek wisata yang terkenal dengan kekayaan budayanya. Kabupaten yang terletak 350 km dari Makassar itu sangat terkenal dengan bentukbangunan rumah adatnya yang bernama Tongkonan.

Malam hari tiba di Hotel Milisiana di Rantepao, langsung mandi dan rebahkan badan untuk memulihkan tenaga setelah seharian menembus track Enrekang yang luar biasa. Seperti biasa pagi-pagi sebelum start dilakukan peregangan dan senam ringan untuk pemanasan, start dimulai jam 07.00 menuju desa Rantetayo. Pemandangan pedesaan khas toraja mulai terlihat adanya persawahan dan tongkonan rumah khas toraja berdampingan menambah asri suasana pagi mengiringi rombongan Sepeda jelajah Nusantara ini.


Route awal di dominasi oleh jalan aspal pedesaan kemudian jalan tanah, para peserta begitu melihat pemandangan indah langsung berhenti mengambil kamera dan langsung mengambil gambar.

Istirahat etape 1 bayangan di sebuah desa Lembang Maroson di sebuah warung, kebetulan di warung tersebut ada lemang (nasi merah dalam bambu) dan mie instan, etape bayangan karenaetape sesungguhnya masih jauh dan kondisi phisik sudah menurun perlu asupan gizi, maksum sudah 3 jam genjot belum istirahat.


Tiba di kawasan rumah tongkonan yang sangat indah terdapat di kampung Kete Kesu, dari depan terlihat kampung ini berda di tengah lautan padi dengan rentetan atap yang melengkung.asupan makanan. Selesai mengganjal perut perjalananan dilanjutkan dengan jalan yang menurun, jalur menurun yang panjang kadang membuat piringan rem cakram menjadi panas sehingga daya rem berkurang, untuk itu perlu istirahat sebentar untuk mendinginkan rem cakram tersebut.

Ditempat ini peserja disuguhi tari selamat datang khas Toraja yang ditarikan oleh 4 orang gadis berpakaian khas dan mendapat sambutan dari ibu Asisten

Pemerintahan Kab Tana Toraja Utara. Di kampung ini ciri tradisional toraja masih dipertahankan, bisa dilihat ukiran pada

lumbung padi yang cantik dan mempesona. Di belakang kawasan Kete kesu terdapat makam Toraja yang berupa gua-gua dengan peti-peti kayu tempat tulang-tulang disemayamkan.

Kamis, 10 Desember 2009

SJN-9 Hari ke-3 Enrekang Sulsel

Kota Enrekang terletak dilereng

perbukitan, hotel terletak di depan sungai yang airnya surut orang setempat menyebut Sungai Dalle.

Tepat jam 08.00 wita tiba di lokasi start di sebuah perbukitan dengan tanjakan yang terjal dan berkelok, start dimulai dengan

jalan beton menurun dengan kerikil yg lepas sehingga membutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk mengendalikan sepeda. Kondisi alam di Enrekang yang berbukit-bukit cukup menguras tenaga para pesepeda ditambah lagi dengan cuaca yang panas cukup menyengat.

Tiba di etape 2 disuguhi air kelapa muda dan gula aren yang konon

dapat menambah kekuatan dan ketahanan tubuh. Dari etape 2 ini

disuguhi jalur yang berbatu yang sangat tidak memungkinkan untuk digenjot akhirnya sepeda dituntun sambil menikmati pemandangan bukit di Enrekang yang memukau. Setelah jalur mendaki tentu ada turunan yang menjadi favorit para peserta dengan kecepatan berkisar 40 km/jam sepeda melaju disela-sela bebatuan

dan jalan tanah. Di jalur ini terdapat jembatan gantung dengan pemandangan yg sangat mangagumkan di sela-sela gemericik air sungai nan jernih. Setelah jembatan tiba-tiba hujan turun dengan derasnya ditempat yg tidak ada tempat untuk berteduh, akhirnya peserta pasrah saja terkena guyuran derasnya air hujan.

Perjalanan menuju etape 3 didominasi oleh tanjakan baik berupa

jalan tanah maupun jalan beton yang penuh kerikil sehingga

menyulitkan sepeda untuk dinaiki, alhasil sekitar hampir 3 km sepeda cuma bisa dituntun sampai jalan raya menuju etape 3 yaitu di Menjelang jam 11.00 peserta di urutan pertama sudah mulai kehabisan tenaga, akhirnya beristirahat di etape 1 sambil menikmati pisang rebus. Ternyata pisang rebus belum mampu untuk memulihkan tenaga mengingat perjalanan masih cukup panjang, masih ada 2 etape lagi, akhirnya atas jasa baik panitia lokal dibuatkan mie instant plus nasi. Dalam kondisi yg lapar mie instan pun habis dalam sekejap seiring dengan pulihnya kondisi para peserta jejalah Nusantara, akhirnya lanjut lagi perjalanan. Menuju Etape kedua melalui jalanan menurun single track melewati hutan dan sungai, ditiap ujung desa banyak penonton yang memberi semangat para peserta.

Rumah makan Bukit Indah yang tepi jalan poros Enrekang Toraja. Lokasi rumah makan ini berada di atas bukit dengan pemandangan jalur sepeda yang telah dilewati sebelumnya.

SJN-9 Hari ke-2 Maros-Bantimurung


Sampai di lokasi Teaching Farm sekitar jam 23.00 wita langsung menuju kamar masing-masing satu kamar digunakan 4 orang, kami bertiga sekamar dengan Mr Piotr Janiw seorang expatriat dari Polandia. Pagi-pagi sekitar jam 05.00 wita sudah terdengar hiruk pikuk para peserta menurunkan sepeda dari truk untuk dilakukan setting sepeda, yang kemudian dilanjutkan dengan sarapan pagi di Kantin Tiara Puri satu kompleks dengan areal Teaching Farm.

Lokasi Start di Pucak Maros ini mengambil lokasi di depan Rumah adat dekat kolam ikan telaga Semayang, di tempat start sudah menunggu Bp Asisten Pemerintahan Kab Maros, Bp Zaenal Basri Palaguna selaku pengelola Teaching Farm, Staf dari Dinas Pariwisata setempat.

Route di Pucak menuju Bantimurung di dominasi oleh kontur jalan tanah single track, melintasi desa-desa dengan jalan yang relatif datar. Salah satu tempat yang menarik adalah melintasi hutan bambu dan melewati jembatan gantung dengan panjang sekitar 50 meter.
Salah satu kuliner yang menarik di Maros adalah roti maros mirip dengan roti bantal yang dipotong-potong sebelum dimakan, roti ini dihidangkan di sebuah desa di
tengah padang lengkap dengan ubi rebus, pisang rebus dan sambal.

Sampai di lokasi Air terjun Bantimurung Maros di sambut tarian tradisional dan diterima oleh Kepala Dinas Pariwisata, disebutkan bahwa Bantimurung merupakan habitat Kupu-kupu yang terbesar jenis “Papillo Andocoles” dan terdapat pula museum kupu-kupu, air terjun dan pemandangan bukit kapur yang menjulang tinggi.

Air terjun Bantimurung merupakan salah satu obyek wisata andalan Maros dengan bukit kapur

dengan vegetasi tropis yang subur. Di tempat ini bertemu dengan rekan-rekan dari Pemasaran Sulsel yang sedang mengadakan family Gathering. Perjalanan sore hari dilanjutkan menuju kabupaten Enrekang dengan menggunakan bus, tiba di Enrekang sekitar jam 23.00 wita.

Mengikuti Sepeda Jelajah Nusantara seri-9



Kegiatan Sepeda jelajah Nusantara (SJN) awalnya diprakasai oleh beberapa komunitas sepeda di Bekasi dan sekitarnya yang akhirnya berkembang terus hingga terdiri dari komunitas sepeda di tanah air. Pada kesempatan Sepeda Jelajah Nusantara (SJN) seri 9 yang bertajuk “Tour de South Sulawesi Heritage” ini Team sepeda MTB Pupuk Kaltim Cycling Club berkesempatan untuk mengikuti event ini. Pada event ini PKT Cycling Club mengikut sertakan 3 biker MTB antara lain Sugiyono (Dept Operasi Kaltim-3), Sugiarto (Dept Listrik) dan penulis saya sendiri Puput Rahiyanto (Dept Inspeksi Teknik).

Event Sepeda Jelajah Nusantara belangsung mulai tanggal 16 – 20 Oktober 2009 di propinsi Sulawesi Selatan melalui 5 kabupaten/kota dengan tema “Cintailah Warisan Budaya bangsa dan Peduli Lingkungan Hidup”. Dengan diikuti sekitar 40 biker dari berbagai daerah di Indonesia seperti Medan, Padang, Jabodetabek, Bandung, Jawa Tengah, Surabaya, Bontang Kaltim, Sorong Papua dan Sulsel.

Sepeda Gunung atau istilah kerennya sepeda MTB merupakan jenis sepeda yang populer saat ini dan sangat digemari oleh berbagai kalangan dari anak-anak sekolah sampai orang tua dari kalangan bawah sampai kalangan atas bisa bertemu bersama-sama bersepeda. Demikian juga club sepeda MTB di lingkungan Pupuk Kaltim sudah ada di awal tahun 90an, namun baru kali ini berkesempatan untuk mengikuti event berskala nasional yang dikemas dalam Sepeda Jelajah Nusantara (SJN) seri 9 ini.


Hari Pertama--- Jeneponto ke Bantaeng

Start hari pertama dilakukan di desa Tompo Bulu Jeneponto, suatu desa di kaki bukit dengan kontur tanah berbatu. Setelah masing-masing sepeda telah siap dilakukan

pemanasan sebentar dan sambutan dari pemerintah setempat kemudian dikibarkan bendera start. Jalan yang ditempuh berupa

jalan menanjak

dengan kondisi aspal yang sebagian rusak, cuaca pada saat itu

cukup

terik sekitar jam 10.00 wita. Track berikutnya adalah melalu jalan makadam berupa jalan berbatu dengan jarak sekitar 8 km dengan kombinasi tanjakan dan turunan pada route ini diperlukan skill penguasaan sepeda yang cukup tinggi. Team PKT Cycling pada route ini selalu berada di urutan

depan berdampingan dengan team leader. Karena bertepatan dengan waktu sholat Jum’at dilakukan istirahat dan kesempatan bagi umat muslim untuk mengikuti sholat Jum’at di kecapatan Ullu Ere Kabupaten Bantaeng. Kecamatan Ulu ere ini merupakan daerah yang dingin di lereng gunung Lompobatang yang mirip suasana di daerah sekitar Malang Jatim

Tiba di kecamatan Ulu Ere sudah disambut oleh Bp. Dr Ir..Nurdin Abdullah M Agr, selaku Bupati Bantaeng yang kebetulan juga penggemar sepeda, acara ramah tamah diselingi makan kentang rebus kemudian dilanjutkan dengan bersepeda menuju kota Bantaeng. Kontur jalan dari kecamatan Ulu ere menuju Bantaeng merupakan jalur aspal dengan turunan yang berkelok-kelok sepanjang kurang lebih 18 km Memasuki kota Bantaeng yang kalo pada peta terletak diujung bawah pulau Sulawesi banyak sekali dijumpai bangunan model lama, singgah sebentar di komplek pemakaman raja-raja Gowa yang merupakan situs peninggalan kerajaan Gowa. Sesampai di rumah Dinas Bupati Bantaeng disambut oleh tarian tradisional yang dibawakan oleh anak-anak SD.

Jarak tempuh pada route ini sekitar 40 km, usai sudah route hari pertama di Kota Bantaeng, kemudian sepeda dinaikkan truk dan peserta naik mobil menuju ke Pucak Maros dan bermalam di Teaching Farm yang merupakan tempat pendidikan dan latihan tentang tanaman yang berda di suatu ketinggian di kabupaten Maros.

Rabu, 07 Oktober 2009

Sepedaan dengan seli (sepeda lipat)

Trend penggunaan seli (sepeda lipat/folding bike) yang melanda ibukota, membuat saya pengin sekali punya sepeda yg katanya enak digowes dan mudah di-tenteng. Emang sih buat sebagian orang awam agak aneh..ngapain beli sepeda lipat kalo jarang dilipat tidak sperti temen2 di ibukota yg memakai sepeda lipat kombinasi dgn busway atau KRL. Tapi karena udah niat mau beli dan sudah mulai nabung lama akhirnya kesampaian bisa beli sepeda lipat pertamaku.

Sebuah sepeda merk Element Maxx buatan Taiwan ukuran 20" 7 speed dgn design folding DLT
(dahon lisence technologi) berhasil kudapatkan dengan jalan yg berliku...sepeda ini designnya hampir mirip dengan sepeda lipat Dahon Curve 3 yg harganya jauh di atas Element Maxx ini. Pertama kali kupakai sepedaan ke Bontang Kuala..dengan kayuhan 'ngiplik' karena ban ukuran 20" agak susah untuk bisa mngimbangi laju speda Bianchi kepunyaan Pak Ciptadi..akhirnya dengan napas ngos2an sampai juga ke BK dan jadi tontonan orang sepanjang jalan...
Pemakaian ke dua sudah memasuki bulan puasa sepedaan ke brebas pantai..udah mulai
menyatu dengan seli..ternyata cukup lincah untuk meliuk-liuk di kepadatan lalu lintas Bontang menjelang buka puasa. Tanjakan depan polres bisa lancar tanpa turun padahal gear depannya single speed yg belakang aja yg 7 speed.
Racun up grade terus malanda gara-gara sering buka millis id-folding indonesia, akhirnya di-up grade dikit2 dengan mengganti sadel dgn selle royal bolong, crank 50T sun tour, BB cartrigde bearing Neco dan tak lupa Tas Pannier Bikepacker...

Sabtu, 29 Agustus 2009

Trip to Samarinda



Kebetulan ada acara rekreasi kantor yang diadakan rutin setahun sekali dengan tujuan memberikan suasana baru dengan rekreasi ke Samarinda ibukota propinsi Kaltim. Tanggal 8 Agustus Pagi bersiap, kali ini sengaja saya mau bawa si Donimate Putihyg rencananya untuk nemenin saya gowes pagi-pagi di tepian sungai Mahakam
Setelah lepas kedua ban, kedua pedal, handle bar dilepas, seat post diturunkan rangka dimasukkan ke bagasi Jazz eh ternyata masuk lho.. baru deh perabotan lenong pada dimasukkan di sela sela sepeda berikut pic-nya. Di bagasi Jazz memiliki anchor sebanyak 4 buah ini dipake untuk ngikat sepeda agar tidak geser2 kayak di truk trailler itu lho...perlu diikat karena kondisi jalanan Bontang Samarinda yang berkelok kadang kala da jalan yg berlubang.
Sesampai di Samarinda ngkutin beberapa acara family gathering, habis acara aku bergegas menuju parkiran untuk rakit sepeda tidak sampai 1 jam si Dominate putih udah siap untuk di gowes muter2 sekitaran parkiran hotel, abis itu langsung keluar parkiran hotel melesat menyusuri jalan-jalan di sekitaran kota Samarinda yang rata-rata kondisi jalannya datar..namun sayang jarang sekali ketemu orang naik sepeda kalo nggak salah cuma ketemu 2 -3 pesepeda.
Hari Minggu pagipun bersiap kali ini sengaja saya akan menyusuri sungai mahakam yang kalo pagi sering berkabut mengingatkan saya pada kota kelahiran saya Temanggung yg berkabut di kala pagi.

Menyurusi tambak

Hari Minggu 12 Juli 2009, setelah lama tidak sepedaan karena barusan liburan ke Jawa akhirnya baru bisa ikut hari Minggu kemarin.Kami berlima saya, pak Cip, pak Parjono, Handrik dan Deni yg akan menjajal United Vector yg barusan dibeli beberapa hari yang lalu.

Route kali ini melalui jl. pipa kemudian gunung Kusnodo masuk off road ke sidrap lalu Guntung. Sesampai Guntung masih jam 8.00 kemudian dilanjutkan ke pelabuhan ketinting tapi sepi nggak ada pemandangan yg bagus, akhirnya diputuskan untuk mencari lokasi tambak yg ada di daerah tersebut

Lokasi tambak ini benar2 tersembunyi dan di kelilingi oleh hutan bakau yang lebat dan bersebelahan dengan lokasi pabrik pupuk, pantesan hutan bakaunya begitu suburnya karena tiap hari kena debu urea yg menyuburkan tanah. Setelah sampai kami istirahat di sebuah pondok sambil nanya2 apa masih ada buaya di sekita tambak sini? kata petani tambak tsb bilangnya masih sering muncul pak...wah ngari juga ya. Puas photo2 dan liat pemandangan kamipun pulang dengan mengambil route lain yaitu melalui Lhok Tuan, sumur bor, kuburan, kemudian tembis di depan jalan masuk perumahan Bukit Sintuk dan akhirnya finish di lokasi Lonthong Balap depan BSD.

Senin, 13 April 2009

Sepedaan di Ibukota

Akhir bulan Nopember 2008 saya berkesempatan untuk menjalani pelatihan di Jakarta, karena sudah punya tas sepeda Extrude, saya bawa si Polygon Xtrada ke Jakarta buat nemenin gowes di sana. Kelar packing sepeda, ku timbang dg timbangan badan beratnya total sekitar 18 kg udah termasuk toolset ama helm. Masuk Bandara Sepinggan sempat was-was juga apa kena overweight nggak nih...akhirnya begitu sampai di bagian check in langsung ku sodorkan tas sepeda dan ditimbang..glek..20 kg ternyata..aman..soalnya tas baju2 aku tenteng masuk kabin pesawat.
Sampai di bandara Soekarno-Hatta sempet celingukan..nyari taxi tapi kayaknya nggak cukup deh..akhir ada mobil sewaan APV masuk deh..dan nyampe di Hotel kira2 jam 17.00 Mandi dulu biar seger baru deh rakit sepeda, sempet bikin orang hotel bingung mau ngapain ni orang bawa2 tas besar...aku bilang aja mau rakit sepeda, karena nggak enak kalo rakit di lobi..akhirnya kurakit sepeda di belakang Hotel deket ruang Genset..nggak sampai 1/2 jam kelar sudah si XTRada-ku beraksi, kucoba menyusuri jalan Cikini raya, jl Surabaya, balik lagi ke jalan Cut Meutia ke Gambir coba2 test speda agar enak untuk digowes besok pagi.

Paginya bangun jam 5.00 siap2 keluar hotel pukul 05.30 sudah agak terang, terus jalan menuju bundaran HI lewat taman Surapati. Di bundaran HI ternyata udah rame para pesepeda, jalan sudirman ditutup untuk pada pesepeda dan pejalan kaki. Wah enak kalo jalanan kayak gini bebas polusi dan sangat nyaman buat bersepeda. Istirahat bentar di pinggir air mancur dan sempet didatangi bapak2 dia nanya mas sering kerja pake sepeda ya? soalnya dia baca Tag B2W yg tergantung di balik sadle. Kucoba sepedaan ke arah Senayan kemudian balik ke arah Monas, ternyata di Monas lagi ada lomba gerak jalan jadi rame sekali suasananya. Akhirnya setelah cape balik deh ke Hotel

Setia bersepeda

Pak Tjiptadi, rekan sesama gowes saya, meski telah berumur diatas kepala lima namun semangat gowesnya melebihi rekan2 yang muda2

Dengan sepeda putih Bianchi, dengan ciri khas kalo di tanjakan adalah memegang handle bar pada daerah stem...dengan gaya begitu seolah2 nggak ada tanjakan yang tidak bisa ditaklukan.

Juga kalo hari selasa dan kamis selalu Bike to Work ke tempat kerja bersama Om Anes..sama-sama dari Dept SHE, memang kompak dech kerja di lingkungan hidup ditambah hobi sepeda yang jelas2 turut menjaga lingkungan dari polusi asap kendaraan bermotor.

Saat sepedaan bareng pak Tjip selalu
membawa perbekalan seperti pompa, ban dalam, tool sepeda bahkan kadang2 pisang rebus juga dibawa, ini hal yg ditunggu2 rekan-rekan soalnya pisang dapat menambah kalori saat genjot sepeda.

Kadang kala beliau sering spedaan sendirian di luar jadual gowes kami, sore2 terlihat sendiri gowes di hiruk pikuknya kota Bontang di sore hari. Dan lagi kalo pas B2W ke kantor, sering juga lho istirahat siang pulang ke rumah naik speda jam 12.00 lho dan jam 13.00 sudah harus bergegas kembali ke kantor.

Waktu kemarin mencari jalur sepedaan pak Tjip membawa 2buah parang, sempat kaget juga..wong mau olah raga kok bawa sajam..ternyata untuk membersihkan alang2 yang menganggu jalan sehingga jalur single treknya enak di gowes...
Ada saatnya Pak Cip juga TTb saat tanjakan terjal menanti.